Syekh Quro Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, Syekh Quro adalah seorang ulama dari Campa. Beliau adalah putra Ulama besar Perguruan Islam dari negeri Campa yang bernama Syekh Yusuf Siddik. Beliau masih ada garis keturunan dari Syekh Jumadil Kubro dan kakeknya Syekh Jalaluddin, seorang ulama dari Mekkah. Dari garis nasab ibunya yang bernama Dyah Kirana.
KH. R. Muhammad Najib Abdul Qodir beliau adalah ulama kharismatik dari Bantul, Jogjakarta, dan merupakan salah satu pengasuh pesantren Munawwir.
Dr. KH. Mochammad Tho'at Muhtar, M.Kes beliau adalah ulama muda dari Kudus dan pengasuh pesantren Pesantren Duta Aswaja
KH. Zamrodji Kencong beliau adalah ulama kharismatik dari Kencong, Kediri, Selain sebagai pengasuh pesantren beliau juga mursid tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabndiyyah
Syekh Ahmad Hashuri bin Thahir Al-Kalurani Al Bantani (Buya Kaloran) beliau adalah ulama kharimatik dari Kaloran, Banten, beliau juga adalah pendiri pesantren At-thohiriyah di Kaloran
KH. Chamzawi adalah Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, dikenal tidak hanya di lingkungan nahdliyin, namun juga di kalangan akademisi UIN Malang.
Habib Muhammad bin Husein Ba’abud dikenal sebagai guru para Habib di daerah Malang dan sekitarnya. Karena beliaulah yang pertama kali membuka pesantren dari kalangan habaib pada tahun 1940. Bisa dipastikan, Pesantren Darun Nasyiien yang didirikannya di Lawang, Malang, adalah pesantren kaum habaib yang pertama di Indonesia.
Namanya adalah Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib (orang yang pertama kali masuk Islam dari golongan anak, memiliki kedudukan yang tinggi dan posisi yang luhur di sisi Rasulullah.)
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Al Husein bin Abdillah Al Baghdadi Al Ajurri. Kunyah beliau Abu Bakr. Beliau berasal dari sebuah desa di bagian barat kota Baghdad yang bernama Darbal Ajur.