Nasab KH. Dalhar tersambung pada trah Raja Mataram, Amangkurat III. Ayah KH. Dalhar bernama KH. Abdurrahman bin Abdurrauf bin Hasan Tuqo. Pada waktu perjuangan Perang Jawa, KH. Abdurrauf membantu Diponegoro berjuang di tanah Jawa.
Pada saat usia 10 tahun, Kyai Sanusi disekolahkan di Volk School (Sekolah Rakyat) yang terletak di Desa Ciporang. Kendati sudah berumur 10 tahun, Kyai Sanusi termasuk murid yang paling kecil. Dalam buku catatan Kyai Sanusi, setiap sore dirinya selalu mengaji di pesantren KH. Ghazali.
KH. Matin Syarkowi, beliau adalah putra keempat dari kedua orangtua Abuya KH Syarqowi bin Rofiq dan Ibunyai Hj. Mahdiyah binti H Rohmatullah merupakan muassis atau pendiri Pondok Pesantren Al Fathaniyah Tengkele, Kota Serang Banten.
KH. Abdul Hakim Mahfudz atau yang lebih dikenal sebagai Gus Kikin (lahir 17 Agustus 1958), beliau adalah putra almarhum KH. Mahfudz Anwar dan Nyai Hj. Abidah Ma’shum.
Biografi KH. Muhammad Dainawi Muara Enim
KH. Muhammad Nadjmi Qodir, beliau dilahirkan dari orang tua yg bernama Al'Allamah KH. Abdul Qodir Ibrahim bin Al'allamah KH. Ibrahim bin Syekh Abdul Majid Jambi bin KH.M. Yusuf bin KH. Abid bin KH. Jantan bergelar sri penghulu dan beribu kandung hj. Zainab pada tanggal 18 agustus 1940.
Masa kecil Kyai Nawawi termasuk keluarga yang religius, dan sering membaca buku dan kitab kuning walaupun bermain dengan teman sebaya dan bersama keluarga besarnya.
KH. Masduqi Abdurrahman lahir di Dusun Ponggok Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang. Dia merupakan anak ke-5 dari delapan bersaudara, pasangan KH Abdurrahman Bahri dengan Nyai Dewi Maryam. Sejak kecil Kiai Masduqi sudah mencintai ilmu agama.
KH. R. A. Arwan Bauis SH lahir pada 9 Januari 1949 di Bantul, Yogyakarta. Beliau merupakan putra dari pasangan H. Busyro Abdullah dengan Hj. Solihah.
Sekitar tahun 1927, ayah KH. Bisri Kholil mengajaknya untuk pergi ke tanah suci Makkah.