Profil
Dengan latar belakang keluarga An-Nur setelah berdirinya Pondok Pesantren An-Nur I dan An-Nur II “Al Murtadlo” berdirilah Pondok Pesantren putri An-Nur III “Murah Banyu” yang tepatnya pada hari raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1804 H atau 17 September 1983 oleh putra ketiga dari Almaghfurlah KH. Anwar Nur yaitu KH. Achmad Qusyairi Anwar. Awalnya, pondok ini hanyalah sebuah rumah tinggal yang berukuran tidak lebih dari 6 x 14 meter, di tengah kebun kopi dan jauh dari pemukiman penduduk.
Untuk sampai ke sini, dari Kampung Haji melalui jalan setapak menuju ke selatan. Di rumah ini santri awal yang berjumlah empat orang itu tinggal di kamar di dalam rumah kyai. Kamar khusus santri yang pertama dibangun adalah di sebelah utara dalem, berkembang di belakang dalem, demikian seterusnya. Itulah sebabnya, sampai sekarang masih terdengar seloroh pengasuh bahwa alamat Pondok Pesantren An-Nur III itu ada di tengah hutan, walaupun kesan hutan atau kebun itu sekarang sama sekali tidak membekas setelah sekian tahun pondok ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan konsep dasar memadukan ide langit dan bumi, PP An-Nur III terus berbenah.
Luas tanah yang dulu hanya ‘sak encepe omah’, kini sudah menembus jalan protokol. Bahkan dari jalan Raya Bululawang, bangunan gedung pondok sudah terlihat tampak. Pemekaran wilayah yang juga dialami oleh PP An-Nur I dan PP An-Nur II menyambung ketiga pondok pesantren ini menjadi satu. Dulu PP An-Nur I, PP An-Nur II, dan PP An-Nur III menempati lokasi yang terpisah dan berjauhan. Ketiganya dipisah oleh sawah dan kebun. Sekarang, sawah dan kebun itu sudah menjadi milik pondok dalam bentuk bangunan gedung atau prasarana dan sarana lainnya, sehingga ketiga pondok ini sudah menjadi satu wilayah yang bersambung.
Memuat Komentar ...