Profil
Pada tahun 1994 juga balai pengajian yang saat itu dipimpin oleh Tgk. Saridin Sulsi semakin maju yang ditandai dengan semakin bertambahnya santri baik pada siang hari maupun pada malam harinya. Beberapa bulan kemudian pada tahun 1994 balai pengajian ini oleh Tgk. Saridin Sulsi sendiri resmi diberi nama Dayah Nurul Ihsan dengan metode pembelajaran salafiyah.
Pemberian nama “dayah” ini didasari atas penambahan kurikulum pengajian dayah salafiyah dengan sejumlah disiplin ilmu keislaman seperti fiqh, hadits, akhlak, tafsir qur’an dan hadits, mu’amalah dan tasawuf serta kajian ilmu alat seperti nahwu, saraf, dan tajwid. Dalam waktu yang relatif singkat Dayah Nurul Ihsan semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat sekitar dengan semakin bertambahnya jumlah santri. Hal ini tentu tidak terlepas dari peran aktif dayah dalam bidang sosial, pendidikan, dakwah dan stabilisasi sistem ekonomi Islam melalui pertanian, peternakan dan perdagangan.
Dengan semakin meningkatnya jumlah santri, kebutuhan akan sarana dan prasarana pun semakin mendesak sehingga atas kesepakatan masyarakat dibangun beberapa balee drah(balai pengajian) serta membeli sebidang tanah area persawahan.
Pendidikan
Pendidikan Formal
1. Madrasah Tsanawiyah ( MTs Plus )
2. Madrasah Aliyah ( MA Plus )
Memuat Komentar ...