Profil
Pesantren yang sudah eksis di Garut sejak abad ke-19 adalah Pesantren al-Hidayah. Pesantren ini berlokasi di Panembong, Bayongbong, Garut. Pesantren al-Hidayah didirikan pada 1835 oleh Raden Kyai Mohammad Hasan. Kyai Mohammad Hasan mendirikan Pesantren al-Hidayah setelah ia melihat perkembangan Islam yang sangat menggembirakan di daerah tersebut. Kyai Mohammad Hasan adalah anak Kyai Kasim; salah seorang penyebar Islam di daerah Panembong yang wafat pada 1710 M. Menurut informasi, setelah Sultan Agung, Raja Kerajaan Mataram mengadakan penyerbuan pada bad ke-17, terdapat salah seorang di antara prajuritnya yang tidak ikut kembali. Prajurit itu bernama Mohammad Kasim.
Ia berhenti di sebuah hutan yang masih termasuk wilayah Garut dalam perjalanan kembali ke Mataram. Di tengah hutan tersebut, Mohammad Kasim membuat rumah sederhana dan tempat beribadah (Mas’udi, 1986: 28-29 dalam Kusdiana, 2014: 126). Ternyata, tempat yang dihuni oleh Muhammad Kasim, seiring dengan berjalannya waktu, semakin ramai hingga akhirnya ia berkembang menjadi sebuah perkampungan yang ramai. Karena ramainya itu, kampung itu diberi nama Panembong, kira-kira 9 km sebelah barat Kota Garut. Di tempat ini, Kyai Mohammad Kasim menyampaikan dakwah Islam dan memberikan bimbingan tentang cara bertani kepada penduduk setempat.
Kepemimpinan Raden Kyai Muhammad Hasan dalam mengelola dan memimpin Pesantren al-Hidayah tidak berlangsung lama karena ia meniggal pada 1835. Sepeninggal Kyai Muhammad Hasan, kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh puteranya, Raden Mohammad Kosasih. Estafeta kepemimpinan di Pesantren al-Hidayah terus berlanjut sampai kemudian pada dekade ke delapan dari abad ke-20 dipimpin oleh KH. Abdussalam Maqshudi. Pada masa kepemimpinan Kyai Abdul Salam, Pesantren al-Hidayah memiliki areal tanah seluas 0,14 ha. Bangunannya meliputi 4 lokal sarana pendidikan, dan 37 kamar untuk 182 santri mukim. Sejak 1946, pesantren ini telah menerapkan sistem klasikal.
Memuat Komentar ...