Profil
Pesantren API Nailul Muna didirikan oleh KH. Abdul Djabbar pada 1972. KH. Abdul Djabbar, salah seorang murid sekaligus KH. Chudlori, dinikahkan dengan putri ke empat beliau, Nyai Hajjah Aisyah.
Sejak Sang Pendiri wafat pada 2001, catatan Nailul Muna tidak mengalami perubahan kurikulum, masih berubah secara API. Hanya saja, karena Sang Putra (KH. Alvan Almuhasibi) juga pernah mondok di Sarang Rembang, maka Nailul Muna menggabungkan antara pendekatan keilmuan ala Pondok Sarang dan sekaligus pematangan ilmu dengan riyadloh ala API.
Mencukupi keterampilan santri, mereka dibekali MS Office pada tiga tahun pertama (dengan menilik kesiapan santri yang berhubungan), desain grafis pada tahun ke empat. Karena melihat kebanyakan santri adalah putra petani, maka digagas untuk memberikan ilmu pertanian baik on-farm maupun off-farm pada tahun ke lima, dan pada tahun ke enam diupayakan santri mendapatkan ilmu pemasaran.
Akhirnya untuk melengkapi perjuangan santri nantinya, Nailul Muna membuka program PSBR (Pondok Salaf Berijazah Resmi) dengan pola PKPPS dari KEMENAG. Itu artinya kompetensi dasar santri tetap ilmu agama dengan nilai tambah ijazah yang diterbitkan pemerintah, insyaallah demi perjuangan, bukan semata-mata demi wah atau hanya punya.
Visi
Mengantarkan santri menuju wirausahawan yang bergaya hidup, berkehidupan dan penghidupan Qurani
Misi
Memuat Komentar ...