Profil
Pesantren Madrasatul Qur’an sebenarnya sudah ada sejak masa Kiai Hasyim Asy’ari. Kiai Hasyim punya keinginan besar untuk mendirikan lembaga pendidikan al-Qur’an. Beliau sangat mencintai orang yang hafal al-Qur’an (hafidz). Konon, pada Bulan Ramadhan tahun 1923, para santri Tebuireng telah secara bergiliran menjadi imam salat tarawih dengan bacaan al-Qur’an bil-hifdzi (dihafalkan) sampai khatam. Sayangnya, sistem hafalan al-Qur’an di Tebuireng saat itu belum terorganisasi dengan baik karena belum ada lembaga khusus yang menanganinya. Kondisi ini terus berlangsung sampai masa kepemimpinan Kiai Kholik Hasyim.
Pada masa kepemimpinan Pak Ud, tepatnya tahun 1971, rencana pendirian lembaga pendidikan al-Qur’an dimatangkan. Ada 9 orang kiai yang dilibatkan dalam rencana tersebut. Hasilnya, pada tanggal 27 Syawal 1319 H., atau 15 Desember 1971 M, lembaga itu secara resmi berdiri dengan nama Madrasatul Huffadz.
Pada tahun pertama, santrinya berjumlah 42 orang dan diasuh oleh Kiai Yusuf Masyhar, menantu Kiai Ahmad Baidhawi. Sesuai dengan namanya, lulusan lembaga ini diarahkan untuk menjadi kader penghafal al-Quran sekaligus mendalami ilmunya. Semula, Madrasah Huffadz bertempat di rumah Kiai Wahid, bagian barat Pesantren Tebuireng (sekarang kediaman KH. Musta’in Syafi’i). Kemudian mulai tahun 1982, lokasinya dipindah ke belakang rumah peninggalan Kiai Baidhawi dengan tanah waqaf dari beliau.
Memuat Komentar ...