Profil
Pesantren Al Ma’had Roudlatul Mutaalin atau Ponpes Al Maram di Desa Menduran, Kecamatan Brati, Grobogan ini berdiri sekitar 1900-an. Kali pertama didirikan berupa surau dan padepokan. Tempat ini untuk menampung warga sekitar belajar agama.
Kala itu surau belum diberi nama, dibuat Kiai Yusuf bin Ilham setelah pulang belajar dari Mbah Kholil, Bangkalan, Madura dan Kiai Manshur, Popongan, Solo. ”Pondok Pesantren Al Maram cikal bakalnya dari kakek saya, Kiai Yusuf bin Ilham. Beliau mendirikan surau tempat mengaji untuk warga sekitar,” kata Pengasuh Ponpes Al Maram KH Lizamuddin Kafi kemarin.
Akhirnya diberi nama Al Maram oleh KH Munawar Kholil, putra Kiai Yusuf bin Ilham sekitar 1972. Ponpes didirikan setelah pulang dari Pondoan, Pati yang asuh KH Muhammadun. Ketika baru dibuka santri yang belajar di ponpes sedikit. Konsep pembelajarannya salafiyah murni. ”Pertama mendirikan santri pertama dari Cirebon. Terus waktu itu secara resmi membuat pondok,” ujarnya.
Hingga akhirnya ponpes banyak santri. Saat ini yang menetap ada 115 orang. Yaitu, untuk putra-putri mempelajari kitab salafiyah dan tahfid Alquran. Sedangkan santri di madrasah ada 375 santri. ”Santri disini tidak hanya warga sekitar Grobogan. Tetapi, ada orang Papua, Jakarta, Bogor, Kendal, dan Demak,” terang dia.
Proses pembelajaran menerapkan tiga terapan. Yaitu ngaji, jamaah dan khidmah. Santri diwajibkan mengaji, belajar dan sinau secara tekun untuk mencari ilmu. Kemudian jamaah melaksanakan kegiatan bersama-sama dengan masyarakat adalah simbol ibadah. Terakhir, Khidmah itu belajar bersama masyarakat. Seperti menggelar khaul, selapanan, membaca sejarah nabi atau simtut duror dan pengajian rutin bersama warga.
Memuat Komentar ...