PROFIL
Pada awal berdirinya, pondok pesantren ini berkonsentrasi pada pendalaman kitab-kitab salaf. Namun ketika kepemimpinan pondok pesantren dipegang oleh KH Muhsin Isman, terjadi penambahan materi pendidikan, yaitu program tahafudhul Qur'an yang menjadi bidang keahlian dari KH. Muhsin Isman. Program ini secara tidak langsung berpengaruh pada nama pesantren yang mendapat tambahan “TAHFIDHIL QUR'AN” yang menunjukkan bahwa pondok ini berkonsentrasi pada bidang menghafal al Qur'an, sehingga nama pondok yang dahulu Pondok Pesantren Sirojul 'Ulum berubah menjadi Pondok Pesantren Tahfidhil Qur'an Sirojul 'Ulum.
Penambahan materi ini dimulai sejak KH. Muhsin Isman menempati rumah baru yang terletak di samping rumah mertuanya. Dan juga atas usulan para Kiai sepuh diantaranya KH. Imam Thoha dari desa Sukorejo Plemahan Kediri sekitar tahun 1984, tujuannya untuk melestarikan al Qur'an dan mencetak para penghafal al Qur'an (huffadh) yang mempunyai wawasan keagamaan yang mumpuni dan sifat amanah dalam mengembangkan serta melestarikan al Qur'an di kalangan masyarakat.
Perpindahan beliau ini diikuti oleh 14 santri putra dan putri. Semua tinggal dalam satu rumah dengan Kiai. Pada mulanya dengan nama dan program ini pondok pesantren terkhusus bagi santri yang menghafal al Qur'an, namun dikemudian hari nama tahfidhil Qur'an tidak hanya khusus bagi santri tahfidh saja, karena dalam perkembangannya pondok pesantren juga mendirikan madrasah diniyah salafiyah yang diberi nama Madrasatul Qur'an Sirojul 'Ulum atau lebih dikenal dengan istilah MAQSU. Sebelum berdiri madarasah tersebut, sebenarnya sudah ada pengajian kitab-kitab klasik/kitab kuning yang manggunakan sistem bandongan atau sorogan dikarenakan jumlah santri yang belum terlalu banyak.
Memuat Komentar ...