Hukum Mengqadha Shalat dan Puasa Orang yang Sudah Meninggal Dunia

 
Hukum Mengqadha Shalat dan Puasa Orang yang Sudah Meninggal Dunia
Sumber Gambar: Ilustrasi mengqhada shalat/Michael Burrows/Pexels

Laduni.ID, Jakarta - Qadha Shalat dan Puasa Oleh Orang Lain yang Masih Ada Hubungan Famili atau Diizini Famili Mayat

Pertanyaan :
Seseorang meninggal dunia, masih meninggalkan qadha shalat dan puasa Ramadhan. Apakah selain putranya boleh mengerjakan qadha salat atau puasa? Kalau boleh apakah putra-putranya juga masih boleh mengerjakan qadha itu, walaupun telah dikerjakan oleh orang lain?.

Jawab :
Qadha itu boleh dikerjakan oleh orang lain, apabila masih ada hubungan famili atau izin famili. Apabila qadha itu telah dikerjakan, maka tidak boleh dikerjakan lagi oleh salah satu putra-putranya, setelah berkeyakinan bahwa si mayat itu tidak mempunyai qadha.

Baca Juga: Bacaan Dzikir Setelah Sholat

Keterangan, dari kitab:

  1. Tarsyih al-Mustafidin 

وَمَتَى أَخَّرَ قَضَاءَ رَمَضَانَ مَعَ تَمَكُّنِهِ حَتَّى دَخَلَ آخَرُ فَمَاتَ أُخْرِجَ مِنْ تِرْكَتِهِ لِكُلِّ يَوْمٍ مُدَّانِ. مُدٌّ لِلْفَوَاتِ وَمُدٌّ لِلتَّأْخِيْرِ إِنْ لَمْ يَصُمَّ عَنْهُ قَرِيْبُهُ أَوْ مَأْذُوْنُهُ ...إِلَى أَنْ قاَلَ (فَائِدَةٌ) وَمَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صَلاَةٌ فَلاَ قَضَاءَ وَفِدْيَةَ وَفِيْ قَوْلٍ كَجَمْعِ مُجْتَهِدِيْنَ أَنَّهَا تُقْضَى عَنْهُ لِخَبَرِ الْبُخَارِيّ وَغَيْرِهِ وَمِنْ ثَمَّ اخْتَارَهُ جَمْعٌ مِنْ أَئِمَّتِنَا وَفَعَلَ بِهِ السُّبُكِيُّ عَنْ بَعْضِ أَقَارِبِهِ.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN