Hukum Berdemonstrasi dan Berunjuk Rasa

 
Hukum Berdemonstrasi dan Berunjuk Rasa

Demonstrasi dan Unjuk Rasa

Akhir-akhir ini terjadi banyak demonstrasi, unjuk rasa, pemogokan dan bahkan pengrusakan fasilitas umum (kerusuhan). Motif dan tujuannya beragam, tapi intinya tidak puas atas kebijakan, sikap atau tindakan suatu lembaga/instansi, dan mencari keadilan.

Pertanyaan :

  1. Bolehkah mencari keadilan melalui demonstrasi? Sampai batas manakah demonstrasi dibenarkan Islam?.
  2. Bagaimana hukum orang/massa membuat kerusuhan?. Bagaimana pula hukum tokoh/otak penggerak kerusuhan?. Bagaimana hukum merusak fasilitas umum termasuk sarana ibadah?.

Jawab :

Demonstrasi dan unjuk rasa yang bermuatan amar ma’ruf nahi munkar untuk mencari kebenaran dan demi tegaknya keadilan itu boleh selama:

  1. Tidak menimbulkan mafsadah yang lebih besar.
  2. Sudah tidak ada jalan lain seperti menempuh musyawarah dan lobi.
  3. Apabila ditujukan pada penguasa pemerintah, hanya boleh dilakukan dengan cara ta’rif (menyampaikan penjelasan) dan al- wa’zhu (pemberian nasihat).

  Keterangan, dari kitab:

1. Ihya ‘Ulum al-Din [1]

قَدْ ذَكَرْنَا دَرَجَاتِ اْلأَمْرِ بِالْمَعْرُوْفِ وَإِنَّ أَوَّلَهُ التَّعْرِيْفُ وَثَانِيْهِ الْوَعْظُ وَثَالِثَهُ التَّخْشِيْنُ فِيْ الْقَوْلِ وَرَابِعَهُ الْمَنْعُ بِالْقَهْرِ فِي الْحَمْلِ عَلَى الْحَقِّ بِالضَّرْبِ وَالْعُقُوْبَةِ. وَالْجَائِزُ مِنْ جُمْلَةِ ذَلِكَ مَعَ السَّلاَطِيْنِ الرُّتْبَتَانِ اْلأَوَّلَيَانِ وَهُمَا التَّعْرِيْفُ وَالْوَعْظُ. وَأَمَّا الْمَنْعُ بِالْقَهْرِ فَلَيْسَ ذَلِكَ لِآحَادِ الرَّعِيَّةِ مَعَ السُّلْطَانِ فَإِنَّ ذَلِكَ يُحَرِّكُ الْفِتْنَةَ وَيُهَيِّجُ الشَّرَّ وَيَكُوْنُ مَا يَتَوَلَّدُ مِنْهُ مِنَ الْمَحْذُوْرِ أَكْثَرَ. وَأَمَّا التَّخْشِيْنُ فِي الْقَوْلِ  كَقَوْلِهِ: يَا ظَالِمُ، يَا مَنْ لاَ يَخَافُ اللهَ، وَمَا يَجْرِيْ مَجْرَاهُ فَذَلِكَ إِنْ يُحْدِثْ فِتْنَةً يَتَعَدَّى شَرُّهَا إِلَى غَيْرِهِ لَمْ يَجُزْ، وَإِنْ كَانَ لاَ يَخَافُ إِلاَّ عَلَى نَفْسِهِ فَهُوَ جَائِزٌ بَلْ مَنْدُوْبٌ إِلَيْهِ. وَلَقَدْ كَانَ مِنْ عَادَةِ السَّلَفِ التَّعَرُّضُ لِلأَخْطَارِ وَالتَّصْرِيْحُ بِاْلإِنْكَارِ مِنْ غَيْرِ مُبَالاَةٍ بِهَلاَكِ الْمَهْجَةِ وَالتَّعَرُّضُ لِأَنْوَاعِ الْعَذَابِ لِعِلْمِهِمْ بِأَنَّ ذَلِكَ شَهَادَةٌ

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN