Bersafari Religi dan Berdo'a di Komplek Makam Kerajaan Kandang Meuh
Menyaksikan Gedung Juang akan mampu melahirkan rasa kagum terhadap bangunan tua peninggalan Kolonial Belanda beserta semangat kejuangannya. Sambil berkeliling kompleks gedung tersebut, kita juga akan bisa melihat Makam Kandang Meuh.
Di sini, Kompleks Makam Kandang Meuh terbagi menjadi dua lokasi. Yang satu berada di sebelah kiri Gedung Juang, dekat dengan Makam Sultan Iskandar Muda, dan yang satunya lagi berada di sebelah kanan Gedung Juang, dekat dengan Museum Negeri Aceh.
Makam Kandang Meuh merupakan kompleks makam kuno tempat berbaringnya jasad para raja yang pernah memerintah di Kesultanan Aceh Darussalam beserta kerabat dan ulama. Sesuai petunjuk papan yang terpampang dalam kompleks makam di sebelah kiri, jasad yang dimakamkan di Makam Kandang Meuh, antara lain Putri Raja Anak Raja Bangka Hulu, Sultan Alauddin Mahmudsyah (1760-1764), Raja Perempuan Darussalam, dan Tuanku Zainal Abidin serta keluarga sultan lainnya.
Sedangkan, di dalam kompleks makan di sebelah kanan, dimakamkan Pocut Rumoh Geudong alias Meurah Limpah atau Pocut Lamseupeung (permaisuri Sultan Alaiddin Ibrahim Mansur Syah), Pocut Sri Banun (putri Sultan Alaiddin Ibrahim Mansur Syah), Sultan Alaiddin Ibrahim Mansur Syah (1857-1870), Sultan Alaiddin Muhammad Syah (1781-1795), Sultan Alaiddin Jauhar Alam Syah alias Sultan Husein (1795-1824), Putroe Bineu alias Pocut Meurah Di Awan (ibunda Sultan Alaiddin Jauhar Alam Syah), Tuanku Pangeran Husein (putra Sultan Alaiddin Ibrahim Mansur Syah dan Panglima Armada Aceh dalam penerbitan dan peneguhan kekuasaan Aceh di Deli Serdang dan Langkat pada 1854), Tuanku Zainal Abidin (Panglima Perang Kesultanan Aceh Darussalam pada masa Sultan Alaiddin Ibrahim Mansur Syah, dan ayahanda Sultan Aceh terakhir, Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah), Teungku Chik (kakak perempuan Sultan Alaiddin Ibrahim Mansur Syah).
Memuat Komentar ...