Kolom Gus Nadir: Jangan Taqlid, Beneran Nih?

 
Kolom Gus Nadir: Jangan Taqlid, Beneran Nih?

Ba'da sholat zuhur berjamaah di masjid jami', Ujang merasa kehausan. Kakinya lantas melangkah ke warung Mpok Ruqayah. Ujang memesan es kelapa muda.

Pada saat yang bersamaan, seorang anak muda yang berjenggot tipis dan memakai celana cungkring (sekitar 10-15 senti di atas mata kaki) duduk disamping Ujang. Sambil tersenyum pada Ujang, anak muda yang bernama Jundi ini bertanya kepada Ujang, "Tadi malam akhi Ujang ikutan ratiban di kediaman Haji Yunus yah?"

"Iyah alhamdulillah saya ikutan bareng-bareng baca Ratib al-Haddad bersama Wak Haji", jawab Ujang sebelum menyeruput es kelapa muda.

"Apa akhi Ujang tahu apa dalilnya ikut ratiban semacam itu?" Jundi bertanya sambil tersenyum.

"wah itu sih urusan Wak Haji...kata beliau ratiban ini kumpulan doa yang tentu saja ada dalilnya. Lha dalilnya itu apa dan bagaimana yah...tolong aja kang Jundi tanya langsung sama Wak haji Yunus". Ujang nyerocos sambil tangannya mencomot pisang goreng di depannya.

"Itu namanya taqlid alias fanatisme buta. Agama melarang kita untuk taqlid semacam itu. Bukankah Pak Yunus itu manusia biasa yang bisa salah dan khilaf. Kok akhi Ujang mau saja ikut-ikutan sama beliau. Itu namanya menyembah Pak Yunus. Haram itu hukumnya!" suara Jundi mulai meninggi.

"wah...udara udah panas begini, kang Jundi kok malah bikin saya jadi gerah nih." Ujang mengipas-ngipaskan pecinya ke arah tubuhnya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

 

Tags