Belajar Keberagamaan dari Lionel Messi
Laduni.ID, Jakarta - Beberapa hari yang lalu saya mendengar petani yang bertamu ke rumah mengungkapkan kekecewaannya menanggapi salah satu sesi pertandingan sepak bola di Piala Dunia 2018, "Adduh Mak Keh, Messi jagoanna kaule kala," (Aduh Kyai, Mesai Jagoan saya kalah) ungkapnya. Saya yang tidak tahu menahu tentang sepak bolah akhirnya berselancar di internet, ternyata Messi adalah salah satu pemain Argentina yang digandrungi oleh banyak pecinta bola di tanah Air.
Melihat sejenak wajah Messi saya berasumsi bahwa dia seorang Muslim yang taat. Apa alasannya? Karena ada dua kriteria, pertama dia disukai oleh banyak "gibol" (gila bola) tanah air yang mayoritas Muslim, anggapan ini berangkat dari ramainya netizen di media sosial yang menggunakan logika pecinta sama dengan yang dicinta. Pendukung adalah sama dengan yang didukung. Kalau anda mendukung Jokowi maka disimpulkan anda pro penista Agama. Nah, karena penggemar Messi banyak yang Muslim maka saya beranggapan Messi adalah Muslim, atau sebaliknya, tentunya kalau menggunakan cara berfikir tadi.
Kedua, karena dia berjenggot. Ada sekelompok orang yang mengatakan kalau mau ikut Nabi Muhammad maka anda harus memelihara jenggot, inipun berakibat pada pemikiran kalau tidak berjenggot maka anda tidak mengikuti sunnah Nabi. Dengan logika ini, sayapun beranggapan siapapun yang berjenggot bisa dianggap pengikut Sunnah, terutama Messi.
Mungkin tidak semua sepakat dengan saya karena faktanya Messi tidak pernah menunjukkan KTPnya beragama Islam. Hanya saja, disadari atau tidak saya merasa ada pergeseran makna beragama beberapa tahun belakangan, mulai ada pergeseran parameter tentang keberislamannya seseorang, berislam jaman now lebih condong ke arah formalis dan kolektifis. Dua hal ini yang akan saya bahas secara singkat dalam tulisan ini.
Memuat Komentar ...