Pesantren sebagai Pusat Pendidikan Berbasis Cinta dan Keteladanan

 
Pesantren sebagai Pusat Pendidikan Berbasis Cinta dan Keteladanan
Sumber Gambar: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - KH. Yusuf Chudlori, yang akrab disapa Gus Yusuf, dalam sebuah kesempatan mengajar beliau menjelaskan bahwa pendidikan di pondok pesantren memiliki ciri khas yang menonjol, yaitu dengan mengedepankan keteladanan dan cinta kasih. Menurut pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang ini, keteladanan adalah kunci utama dalam mendidik santri.

Gus Yusuf memberikan sebuah contoh yang inspiratif, di mana seorang guru yang merasa jengkel terhadap santrinya tidak langsung memarahi atau menghukum, tetapi justru mendoakan dan mengirimkan Surat Al-Fatihah untuk kebaikan sang santri. Ini adalah salah satu bentuk kasih saying dalam pendidikan pesantren, di mana pendekatan yang lembut diutamakan daripada kekerasan.

Gus Yusuf menegaskan bahwa pola pendidikan seperti ini menciptakan ikatan batin yang kuat antara guru dengan murid.

“Inilah ciri khas pendidikan pesantren, semua didasari dengan cinta dan kasih” ungkapnya dalam sebuah video yang diunggah di Gus Yusuf Channel.

Dalam bukunya yang berjudul Petuah Bijak dan Kisah Inspiratif Ulama Salaf Nusantara, Gus Yusuf juga menceritakan sebuah kisah tentang KH. Abdul Karim dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Pada suatu waktu, ada seorang santri yang sering keluar malam tanpa izin dan selalu berhasil menghindadri pengawasan para pengurus. Namun, tanpa sepengetahuan santri tersebutm Mbah KH. Abdul Karim ternyata menyadari perbuatannya.

Beliau kemudian menulis pesan singkat dengan tangannya sendiri,“Kula mboten remen santri ingkang remen miyos” (Saya tidak suka dengan santri yang suka keluar malam)

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN