Mengungkap Dalil-Dalil Syariat Kearifan Tradisi Lokal Khas Islam Nusantara

Laduni.ID, Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia terus berusaha menjaga Islam Nusantara dengan pendekatan moderat, merangkul tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan syariat. Namun, berbagai pihak sering kali menyerang praktik Islam Nusantara dengan dalih agama. Beberapa tradisi yang sering diserang di antaranya nyadran, sedekah bumi, dan tingkepan atau tujuh bulanan. Padahal, tradisi-tradisi ini memiliki dasar yang kuat dalam Islam, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama.
Nyadran dan Hukum Sasajen dalam Islam
Nyadran sering kali dikaitkan dengan syirik karena adanya unsur sesajen. Pada dasarnya nyadran, atau yang juga dikenal sebagai sadranan, merupakan tradisi masyarakat Jawa yang berlangsung pada bulan Sya’ban dalam kalender Hijriyah atau bulan Ruwah dalam kalender Jawa. Tradisi ini dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi makam leluhur di suatu desa atau kelurahan sebagai bentuk rasa syukur. Selain bertujuan untuk mendoakan para leluhur yang telah wafat, nyadran juga menjadi pengingat bahwa setiap manusia pada akhirnya akan menghadapi kematian. Lebih dari itu, tradisi ini turut berperan dalam melestarikan semangat gotong royong serta mempererat hubungan antarwarga melalui kegiatan makan bersama atau kembul bujono (makan bersama), yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan hal ini mencakup semangat bersedekah yang sangan dianjurkan dalam Islam.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...