Wirid Para Abdal (1): Al-Musabba`at Al-`Asyar
Nur Kholik Ridwan
Anggota PP RMI NU
Judul kitabnya adalah Quttul Qulûb fî Mu`âmalatil Mahbûb wa Washfith Tharîq al-Mazîd ilâ Maqômit Tauhîd, dikarang oleh/yang disusun Imam Muhammad bin Ali bin Athiyah al-Haritsi atau Abu Tholib Al-Makki (Darul Kutub al-Ilmiyyah, 1997). Pada fasal ke-4 “fi Dzikri ma yustahabbu minadz dzikri wa qiro’atil ayyil mandub ilaiha ba’dat taslim min sholatish shubhi” terdapat cerita wiridnya wali abdal, Imam Kurz bin Wabrah yang memperoleh dari temannya, dari Imam Ibrahim at-Taimi. Kitab ini menghimpun wirid-wirid harian, yang menjadi rujukan para ulama tasawuf zaman dulu.
Dalam salah satu bagian kitabnya itu, Ibnu Athiyah menukil riwayat bersumber dari Said bin Said dari Abu Thayyibah, dari Kurz bin Wabrah (dari teman Ibrahim at-Taimi), dari Nabi Hidhir dari Nabi Muhammad). Ceritanya dimulai:
“Kurz bin Wabrah adalah seorang wali abdal, beliau berkata: “Saya didatangi oleh seorang teman dari Syam yang menghadiahkan sebuah hadiah. Teman saya itu berkata: “Wahai Kurz terimalah hadiah ini, sebab itu adalah hadiah yang bagus.” Saya bertanya: “Wahai temanku, dari siapa engkau mendapatkan hadiah tersebut?” Dia menjawab: “Saya mendapatkannya dari Ibrahim at-Taimi.”
“Saya (Kurz bin Wabrah) bertanya: “Apakah engkau tidak menanyakan dari siapa dia mendapatkannya?” Beliau menjawab: “Tentu saja saya tanyakan.” Dia berkata (tentang Ibrahim Taimi): “Ketika saya sedang duduk di depan halaman Ka’bah, yaitu di saat membaca tahlil, tahmid, dan tasbih, tiba-tiba datang seorang laki-laki menghampiriku. Dia mengucapkan salam kepadaku dan duduk di sebelah kananku. Di zaman saya, saya belum pernah melihat orang yang wajahnya lebih tampan daripada dia. Saya tidak pernah menemukan pakaian yang lebih bagus daripada yang dipakai olehnya. Saya tidak pernah melihat pakaian yang lebih putih daripada pakaian yang dipakai olehnya. Saya belum pernah melihat bau wangi yang lebih harum daripada bau harum laki-laki itu.”
Memuat Komentar ...