Maraknya Pelacur Politik

 
Maraknya Pelacur Politik

Dewasa ini dunia politik di negara kita sedang hangatnya terlebih menjelang tahun politik 2019 nantinya dengan agenda pilpres dan caleg.  Kita mengetahui bersama bahwa politik itu sebuah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian diatas merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Harolf Lasswell dan  Crik.

Dalam pandangan mereka politik itu siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana caranya danjalan memerintah masyarakat dengan proses diskusi yang bebas dan tanpa kekerasan. Kehadiran politik juga kerap melahirkan penyimpangan dalam prosesnya dan berbagai macam fenomena lainnya. Salah satunya istilah yang agak tabu saat musim politik tiba timbul dan lahirnya ungakpan diantara digelari dengan "pelacur politik" (Lonte Politik).

Ungkapan Politik atau pelaku politik (politikus) dan pelacur tentunya mempunyai wajah (alasan) kesamaannya dari satu sisi walaupun ada perbedaannya. Sosok politikus dan pelacur sesungguhnya keduanya sangat berbeda, akan tetapi jika kita mengkaji pada substansinya lebih dalam, pelacur dengan politikus dalam batas-batas tertentu ada sedikit kesamaannya yaitu pada kepuasan. Pengertian politik seperti yang telah diutarakan diatad, sedangkan Pelacur atau prostitusi adalah orang yang berkegiatan dalam penjualan jasa seksual, tujuannya untuk uang dan kepuasan. Jadi ada sedikit nilai kesamaannya antara Politikus dengan Pelacur atau Pelacuran, yaitu kepuasan. (Imam Kodri, 2015).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN