Kiai Subhan: Jadilah Tokoh, Ulama atau Ustadz Seperti Singa Liar

 
Kiai Subhan:  Jadilah Tokoh, Ulama atau Ustadz Seperti Singa Liar

LADUNI.ID, Jakarta - Saya tanya kepada Anda semua, singa liar sama singa sirkus mana yang lebih berwibawa?" tanya Kiai Subhan Makmun kepada jamaah.

Para jamaah kompak menjawab, "Singa liar!"

"Nah," timpal Kiai Subhan, "Panjenengan semua yang menjadi ustadz, kiai, tokoh agama di masyarakat jadilah seperti singa liar."

Menurut Rais Syuriyah PBNU ini singa liar lebih berwibawa karena ia mencari makan sendiri tanpa mengharap pemberian orang lain. Sementara singa sirkus itu makan dari pemberian sang pawang, tidak mencari sendiri. Maka ia menurut dengan apa yang diperintahkan sang pawang.

Sebagai seorang ustadz, kiai, tokoh agama di masyarakat semestinya jangan suka mengharap pemberian dari jamaahnya atas apa yang ia lakukan bagi mereka. Dengan demikian ia bebas berdakwah menyampaikan kebenaran, tidak terpengaruh oleh siapa pun dan apa pun.

Namun sebaliknya, bila ia mengharap pemberian dari jamaah atau orang yang dibimbingnya maka ia akan menjadi singa sirkus. Ia hanya akan mengikuti apa yang dimaui oleh orang yang membayar dan mencukupi kebutuhannya.

Lalu bagaimana untuk bisa seperti itu?

Kiai Subhan yang juga pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes ini menyatakan, "Milikilah pekerjaan sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup, dengan demikian maka tak mengharap bayaran atas dakwah yang dilakukan."

Dalam kesempatan kala itu ia menjelaskan akhir ayat ke-45 dari Surat An-Nisa yang menyatakan wa kafâ billâhi waliyyâ, wa kafâ billâhi nashîrâ (cukuplah Allah sebagai wali, dan cukuplah Allah sebagai penolong). Dalam tafsir Al-Munîr akhir ayat tersebut dijelaskan bahwa cukuplah Allah sebagai Dzat yang mengurusi semua urusan kalian dan cukuplah Allah yang menjadi penolong kalian di tempat manapun kalian berada.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN