Historiografi Idul Adha dan Hikmah yang Terkandung
Laduni.ID, Jakarta - Hari Raya Idul Adha yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah juga dikenal dengan sebuatan “Hari Raya Haji”, dimana kaum muslimin yang sedang menunaikan haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang di sebut pakaian ihram, melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam seluruh bidang kehidupan. Tidak dapat dibedakan antara mereka, semuanya merasa sederajat. Sama-sama mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Perkasa, sambil bersama-sama membaca kalimat talbiyah.
Selain dinamakan Hari Raya Haji, Idul Adha juga dinamakan “Idul Qurban”, karena pada hari itu Allah SWT memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi umat muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berqurban, yaitu dengan menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT.
Jika kita melihat sisi historis dari perayaan Idul Adha ini, maka pikiran kita akan teringat kisah teladan Nabi Ibrahim a.s, yaitu ketika beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya yang bernama Siti Hajar bersama putranya Nabi Ismail a.s, yang saat itu masih menyusu, di suatu lembah yang tandus, gersang, dan tidak pula ditumbuhi sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi. Tidak ada penghuninya seorangpun.
Memuat Komentar ...