Testimoni Bacaan Jokowi ketika Jadi Imam Shalat Maghrib oleh TG Bajang
LADUNI.ID, Lombok - Shalat Maghrib di Mushola darurat ini tidak direncanakan. Mulanya, di jadwal Beliau (Presiden Joko Widodo) mendengar paparan di posko utama di Tanjung. Paparan baru berlangsung 5 menit, tiba-tiba Beliau gelisah, tengok saya lalu bilang, "Kita jenguk masyarakat saja, Tuan Guru".
Saya tanya, "Pak Presiden mau jenguk di lokasi mana?"
Beliau jawab, "terserah Tuan Guru." Lantas semua kalang kabut. Naik mobil, lalu turun di salah satu lokasi dekat pinggir selokan.
Bapak Presiden kemudian bincang-bincang dengan masyarakat yang ada, mendadak berkerumun mengelilingi Beliau, tanya ini-itu terkait kondisi terakhir sambil bagi-bagi kerudung, buku dan sembako. Setelah itu kembali ke tenda karena sudah menjelang malam. Di tengah jalan, mampir ke tempat pengungsi di tengah lapangan. Datanglah waktu maghrib, Beliau ajak kami shalat. Ajudan ingatkan, Musholla tidak layak dan air minim untuk wudhu, Beliau tetap berkeras. Jadilah, kami shalat di situ.
Tiga kali kali Pak Jokowi mempersilahkan saya jadi imam, "Ayo, Tuan Guru". Saya minta Beliau yang jadi imam. Menghormati tamu. Sekaligus ingin tahu bacaan shalat sehari-hari Beliau.
Ternyata bacaan Beliau sangat terang. Rakaat pertama membaca Surah Al-Humazah dan rakaat kedua membaca Surah Quraish.
Habis shalat, zikir ditutup doa Beliau, "Allohumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'anna." Lalu doa Ashabul Kahfi, "Rabbana aatinaa min ladunka.." dan ditutup dengan doa sapujagat. Terakhir mushafahah dengan jamaah.
Memuat Komentar ...