Meraih Keberkahan Ilmu
LADUNI. ID, Jakarta - Dunia pendidikan terutama dayah atau pesantren maupun jenjang lainnya merupakan lembaga untuk menerpa para thalib ilmu (penuntut ilmu) untuk mendapatkan ilmu. Seorang pelajar (santri) tidak akan memperoleh ilmu berkah dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati tiga unsur penting dalam dunia tarbiyah yakni ilmu, ahli ilmu dan guru.
Fenomena dan realita saat ini kita melihatnya mereka pelajar baik santri atau lainnya sukses dan keberhasilan didunia pendidikan karena memuliakan tiga unsur tersebut. Hal ini telah banyak dikupas dalam banyak literatur klasik (kitab kuning) yang mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil mereka ketika menuntut ilmu sangat menghormati tiga hal tersebut. Dan orang-orang yang tidak berhasil dalam menuntut ilmu, karena mereka tidak mau menghormati atau memuliakan ilmu dan gurunya.
Sudah menjadi kewajiban seorang santri (penuntut ilmu) harus mencari kerelaan hati guru, harus menjauhi hal-hal yang menyebabkan ia murka, mematuhi perintahnya asal tidak bertentangan dengan agama, karena tidak boleh taat pada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah. Termasuk menghormati guru adalah menghormati putra-putranya, dan orang yang ada hubungan kerabat dengannya.
Menyikapi hal ini telah disebutkan dalam kitab "Ta'limul Muta'allim" bahwa Syaikhuna Burhanuddin, pengarang kitab Al-Hidayah, bercerita bahwa salah seorang pembesar negeri Bukhara duduk dalam suatu mejelis pengajian, di tengah-tengah pengajian, dia sering berdiri. Lalu oleh teman-temannya ditanya mengapa berbuat demikian. Dia menjawab, sungguh putra guruku sedang bermain di jalan, oleh karena itu jika aku melihatnya aku berdiri untuk menghormatinya. Al Qadhi Fahruddin adalah seorang imam di daerah Marwa yang sangat dihormati oleh para pejabat negara.
Memuat Komentar ...