Waktu Telat 2 Jam Menandai Awal Mulai Aktif Kembali "Santri Goes to Papua"
Jam di pergelangan tangan saya menunjukkan pukul 08.05 WIT. ketika pesawat diumumkan hendak mendarat. Rasa syukur tumbuh. Alhamdulillah. Perjalanan yang memakan waktu setengah hari lebih ke Sorong akhirnya berjalan mulus tanpa hambatan.
Selepas pesawat mendarat dan saya keluar dari bandara, kerumunan manusia yang ada di luar, saya sisir. Berharap menemukan sesosok orang yang sudah saya kenal. Silih berganti tawaran travel, taksi dan ojek, saya jawab kalau sudah ada teman yang mau menjemput. Untuk menghindari tawaran mereka, saya berjalan ke halaman parkir sembari merogoh HP di tas.
Panggilan telepon masuk dari salah seorang teman begitu saya pegang HP. Panggilan itu mendahului niat saya yang hendak menelepon sesosok orang yang saya sisir cari tadi. Dari seberang telepon, teman itu menawarkan untuk menjemput jika saya tak ada yang menjemput. Karena saya yakin sudah ada yang menjemput, saya pun katakan demikian. Benar saja. Tak lama kemudian muncul-lah bapak Hamzah Edoba, imam masjid di Kurwato, salah satu pemukiman suku Kokoda di Kabupaten Sorong.
Semalam sebelumnya, saya memang telepon pak Imam, begitu saya biasa panggil bapak Hamzah Edoba. Begitu dalam telepon itu saya katakan hari dan jam tiba saya di Sorong, dia pun menawarkan diri untuk menjemput.
Memuat Komentar ...