Kuliner Sehat: Warisan Peradaban Islam yang Menginspirasi Dunia
Laduni.ID, Jakarta - Ketika pusat peradaban bergeser ke Jazirah Arab, pergeseran itu mendorong terjadinya Revolusi Pertanian Islam yang kelak juga mempengaruhi terciptanya beragam makanan di berbagai belahan dunia, khususnya Eropa. Di Yunani, pada abad ke-4 SM, para penjelajah melaporkan pengamatannya di India.
Mereka menyebut tanaman buah-buahan sebagai madu tanpa lebah yang tumbuh di pohon. Melihat keragaman itu, para ahli tanaman Muslim memelopori pencangkokan tanaman dari kawasan Asia ke kawasan gurun. Mereka mulai membudidayakan tanaman buah di sekitar Mesir, Suriah, utara Afrika, Spanyol, dan Sisilia. Wujud keragaman budi daya ingin mereka tunjukkan sebagai bentuk warisan dari revolusi pertanian, sekaligus penyeimbang adanya permintaan komoditas perdagangan serta pertukaran pengetahuan dan ide.
Alhasil, perkembangan itu menginspirasi para ilmuwan Muslim untuk mengklasifikasikan berbagai tumbuhan ataupun rempah-rempah. Mereka juga menentukan bisa tidaknya suatu jenis tumbuhan itu dimakan.
Merujuk pada sabda Nabi Muhammad SAW bahwa tubuh memiliki haknya yang harus dipenuhi, dokter dan ilmuwan Muslim pada abad pertengahan menyusun sejumlah buku yang terkait dengan makanan sehat berikut cara penyajiannya. Misalnya, Ibnu Said Al-Qurtubi yang pada abad ke-10 menulis Kitab Khalq al-Janin wa Tadbir al-Hibala.
Buku ini membahas pola dan pengaturan makan bagi janin dan ibu hamil. Lalu, ada Abu Marwan Ibn Zuhr (1092-1161) dengan karyanya,
Memuat Komentar ...