Seputar Takbir Hari 'Id

Oleh: Ustadz Faris Khoirul Anam
ASWAJA Center PWNU Jawa Timur
Takbir ‘Id terbagi menjadi dua, yaitu:
Pertama: takbir mursal atau takbir muthlaq: yaitu takbir yang tidak terikat dengan shalat (boleh bertakbir di setiap saat). Takbir ini terdapat pada Idul Fitri dan Idul Adha.
Waktunya: sejak terbenamnya matahari di malam hari raya hingga saat berihram untuk Shalat ‘Id.
Dalam al-Majmu’, Imam Nawawi menjelaskan:
التكبير نوعان مرسل وهو المطلق ومقيد. فالمطلق هو الذي لا يتقيد بحال بل يؤتى به في المنازل والمساجد والطرق ليلاً ونهاراً مشروع في العيدين جميعاً) المجموع للنووي 5/32(
“Takbir itu ada dua, mursal yaitu muthlaq dan muqayyad. Takbir muthlaq adalah yang tidak terikat dengan suatu keadaan, namun dapat dikerjakan di rumah-rumah, di masjid-masjid, di jalan-jalan, baik malam maupun siang. Takbir ini disyariatkan pada dua hari raya semuanya.” (al-Nawawi, al-Majmu’, jilid 5, hal. 32)
Dalil takbir muthlaq pada hari raya Idul Fitri adalah firman Allah:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ (البقرة: 185)
Sedangkan takbir muthlaq pada hari Raya, masuk dalam konteks beberapa riwayat berikut ini:
كان ابن عمر يكبر في العيدين جميعا. (رواه أحمد)
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...