Kisah Tragis Sri Lanka Jual Pelabuhan untuk Bayar Hutang ke Cina

 
Kisah Tragis Sri Lanka Jual Pelabuhan untuk Bayar Hutang ke Cina

LADUNI.ID, Jakarta - China negara yang kerap menawarkan bantuan dan pinjaman kepada sejumlah negara yang sedang membutuhkan, mulai dari negara yang tengah membangun infrastruktur seperti Indonesia maupun negara yang sedang diterpa krisis ekonomi macam Turki.

Uluran tangan dari negeri tirai bambu tetap disambut baik, namun juga harus diwaspadai.

Kisah tragis Sri Lanka bisa dijadikan pelajaran.
Negara di kawasan Asia Selatan tersebut mesti menjual pelabuhan strategisnya, Hambantota karena tidak mampu membayar utang ke China, China diketahui membiayai proyek pelabuhan Hambantota yang terletak di pantai Selatan Sri Lanka melalui bantuan utang sebesar AS$1,5 miliar (Rp21 triliun).

Awalnya hubungan Sri Lanka dan China berlangsung sangat manis.

Seperti dikutip dari The New York Times, dulu (mantan) Presiden Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa selalu mendapat jawaban "yes" dari China setiap mengajukan pinjaman proyek infrastruktur.

Meski proyek tersebut sangat ambisius, tidak lolos kelayakan studi, atau ditolak negara donor lain, jawaban China selalu "iya".

Tak heran jumlah utang Sri Lanka ke China membengkak besar di era pemerintahan Rajapaksa (2005-2015).
Salah satu proyek paling prestisius adalah pembangunan pelabuhan Hambantota di pantai selatan Sri Lanka.
Pada 2010 China memberikan bantuan utang AS$1,5 miliar. untuk proyek tersebut.

Namun, pada 2017 Sri Lanka harus merelakan pelabuhan tersebut kepada China karena tidak mampu membayar utangnya. Keputusan tersebut dilakukan dengan menandatangani kontrak untuk melayani perusahaan milik negara China selama 99 tahun.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN