3 Alasan Klaim HTI tentang Bendera Rasulullah adalah Sesat
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan terusan gerakan Hizbut Tahrir dari Mesir yang sudah dilarang di banyak negara, karena kehadirannya selalu menimbulkan kekacauan bagi negara yang ditempatinya. Ajaran gerakan transnasional HTI adalah ajakan mengembangkan negara berbasis kekhalifahan di dalam negara, di manapun negara, yang mana hal ini berarti memberontak bagi negara yang sah, seperti Mesir, Arab Saudi, Turki, Maroko, dan masih banyak negara lainnya.
HTI dalam kampanyenya selalu menggunakan topeng sebagai gerakan edukasi ketauhidan untuk mengingatkan sejarah keislaman di zaman Nabi Muhammad SAW, dengan simbol bendera putih atau hitam, yang diklaim sebagai bendera Rasulullah (Al Liwa’ dan Ar Royah). Ternyata klaim dari HTI merupakan ajaran sesat yang tidak berdasar.
Berikut beberapa alasan bahwa klaim panji Rasulullah oleh HTI adalah sesat:
1. Fungsi Bendera Rasulullah
“Dalam sejarah Islam, Dinasti Umayyah menggunakan bendera hijau, Dinasti Abbasiyah memakai warna hitam atau putih. Dalam konteks bendera dan panji, Rasul hanya menggunakan sewaktu perang yang berfungsi untuk membedakan pasukan Rasul dengan musuh. Bukan dipakai sebagai bendera negara,” jelas Prof. Nadirsyah Hosen.
“Apabila HTI setiap saat mengibarkan Liwa dan Rayah, maka HTI dapat dianggap sedang mengibarkan peperangan. Kalau dianggap sebagai bendera negara khilafah, Indonesia ini NKRI, sudah punya bendera Merah Putih. Masak ada negara dalam negara? Kalau itu terjadi, berarti pemberotakan (makar)!” tegasnya.
Memuat Komentar ...