Para Sarjana, Perkuatlah Soft Skill, Agar Kamu Tidak Diganti Robot
Jakarta pagi hari, macet tidak karuan, mobil berderet antri bahkan untuk masuk ke jalan tol yang bebas hambatan. Jalanan ibukota diramaikan dengan pengendara ojek online yang berjibaku mengantar penumpang ke seluruh wilayah kantor Jakarta dan sekitarnya.
Pagi itu, aku berangkat dengan menumpang ojek online, lama dalam hening, tiba-tiba, pak pengemudi ojek berkata dengan jelas, "sekarang itu kerja sulit ya Pak, padahal anak-anak itu sekolahnya matematika fisika dll udah bagus2 dan pinter. Tapi masuk kerja ya jadi buruh pabrik, S1 juga paling jadi staf dan itu pun kontrak. Pusing ya Pak..." curhat Abang Gojek yang kutaksir berusia 60 tahunan.
Aku yang duduk di belakangnya menyahut, "yang Bapak sebutkan tadi itu, namanya “Ketrampilan Kasar atau Hard Skill". Hard skill itu tidak dihargai terlalu tinggi di industri Pak, karena saingannya banyak dan lama-lama bisa diambil alih komputer dan robot, serta tidak terlalu berdampak luas dengan pengaruh ke orang-orang lainnya. Anak-anak Bpk bisa diarahkan untuk juga mempelajari dan mengamalkan SOFT SKILL, insya Allah akan dihargai lebih mahal dan jadi rebutan kantor-kantor Pak."
"Apa itu SOFT Skill ?!" pertanyaan lanjutan yang mudah ditebak, tanya demikian setengah berteriak di deru jalanan selepas berhenti sejenak karena lampu hijau.
Agak gelagapan aku coba menjelaskan beberapa saat setelah mengakses ke Google dan menunggu kesempatan bicara di tengah kemacetan, "soft skill adalah kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan pribadi dan memiliki relasi dengan manusia sekelilingnya. Misalnya kemampuan kepemimpinan (Leadership), berpikir kritis, komunikasi yang baik, menganalisis, kreatif dan inovatif, kemampuan beradaptasi, kerja sama dan kolaborasi, public speaking , manajemen waktu, dan networking."
Memuat Komentar ...