Rabithah Dalam Perspektif Ulama
LADUNI.ID IKOLOM- Mayoritas ulama dalam mendefinisikan rabitah ini hampir sama “mafhum“ (pemahaman)nya walau dengan redaksi yang berbeda, bisa ditelaah lebih lanjut dalam kitab karangan Syaikh 'Abdul-Majid bin Muhammad al-Khani, yang berjudul “Sa 'adah al-Abadiyyah“, Syekh al-Dihlawi pula di dalam kitabnya “Qawl al-Jamil“, Shaikh Husain bin Ahmad al-Dawsari di dalam kitabnya “Rahmah al-Habitah“ dan masih banyak lagi yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Rabitah dalam banyak literatur para ulama dapat disimpulkan rabitah itu merupakan suatu perikatan dan hubungan rohaniah murid dengan rohaniah sang guru, guna mendapatkan wasilah yang ada pada rohaniah Syekh Mursyid, di mana rohaniah Syekh Mursyid tersebut telah berhubungan, berhampiran serta terkoneksi dengan rohaniah Syekh-Syekh Mursyid sebelumnya, sampai dengan rohaniah Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW.
Seorang yang menempuh jalan ibadah (salik) meyakini bahwa para guru dan masyaikhul kiram hingga rasulullah SAW merupakan wasilah dalam meniti jalan ibadah untuk sampai kepada hail akhir dari ibadah itu sendiri dan bukan sebagai maqasid. Maqasid (tujuan)nya tetap Allah SWT. Realisasi kehendak seseorang hamaba kepada lainnya yakni membutuhkan sesuatu selain allah merupakan suatu bentuk majaz bukan hakikat, kalau kita beriktikad memohon secara hakikat tentulah perbuatan tersebut merupakan syirik yakni menyukutukan Allah SWT. (
Memuat Komentar ...