Ilmu Itu Cahaya Allah
LADUNI.ID, Jakarta - Sejarah telah banyak menceritakan kisah adab dan etika para ulama salaf saat menuntut ilmu dan juga butiran mutiara hikmah yang dapat kita petik pelajaran (ibrah). Tentunya yang terfokus kepada adab atau etika sopan santun terhadap ilmu dan guru serta ahli ilmu itu sendiri. Dihikayatkan pada suatu saat Abu Yazid Al-Busthami, seorang tokoh sufi terkemuka di dunia, bermaksud mengunjungi seorang laki laki yang dikatakan memilki kebaikan. Maka dia pun menunggunya di sebuah masjid. Orang yang ditunggu itu pun keluar, kemudian meludah di masjid, tepatnya di dinding sebelah luar. Menyaksikan hal itu, Al-Busthami pun pulang dan tidak jadi bertemu dengannya.
Beliau mengatakan “Tidak dapat dipercaya untuk menjaga rahasia Allah, orang yang tidak dapat memelihara adab syari’at.” Kisah di atas sangat menganjurkan kepada kita penuntut ilmu untuk menjaga adab etika, sebelum memperhatikan perincian adab yang mesti dijaga saat menuntut ilmu, langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang penuntut ilmu adalah membersihkan hatinya.
Hal ini sebutkan oleh Imam An-Nawawi dalam mukadimah karyanya berbunyi , “Semestinya seorang pelajar membersihkan hatinya dari kotoran agar layak untuk menerima ilmu, menghafalnya, dan mendapatkan buahnya.” (Imam Nawawi, kitab Syarh al-Muhadzdzab).
Imam Nawawi dalam kesempatan yang lainnya juga ungkapan yang senada untuk menghormati guru dengan bunyinya:
Memuat Komentar ...