Alangkah Bahagianya Berbakti kepada Orang Tua
LADUNI.ID, KOLOM- Dalam merealisasikan nilai rabithah itu mencakup segala aspek, bukan hanya dalam ibadah saja yang vertical bahkan realisasi terhadap orang tua dalam dimensi birul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)pun, nilai rabithah menjadi sebuah nilai yang sangat sakral dalam hal ini. Salah satu kebahagian orang tua yang tidak bernilai adalah ketika mereka mendengar suara tangisan bayi lahir melihat dunia ini yang merupakan amanah dan titipan Allah kepada mereka.
Orang tua akan merawat bayi tersebut dengan penuh kasih sayang dan tanpa pamrih. Mendidik dan Membesarkannya dengan penuh rasa cinta dan tulus ikhlas, bahkan rela berkorban agar anaknya dapat terus bertahan hidup dan bahagia walaupun orang tua kita tidak pernah mengungkapkan sepatah katapun ungkapan keluh kesah, mengeluh. Terkadang mereka mengayomi dan merawat kita dengan untaian air mata dan kepiluan yang mendalam, mereka simpam rapat-rapat dalam hatinya. Jangankan suara tidak boleh terdengar, “aroma” saja tidak boleh tercium.
Memang seperti itulah perhatian orang tua kepada anaknya, terlebih khususnya sang “ummi”. Dikisah kan dari Abu Hurairah, ada seorang yang bertanya, “Ya, Rasulullah siapakah orang yang paling berhak saya perlakukan dengan baik?” Nabi menjawab: “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian kerabat yang dekat dan yang dekat.” (HR Muslim. no 6665).
Salah satu kewajiban anak yakni membalas kebaikan kedua orang tuanya dengan cara berbakti kepada mereka. Secara esensinya seorang anak tidak akan mampu membalas kebaikan kedua orang tuanya meskipun dia bersungguh-sungguh berbuat baik kepada mereka. Pernyataan tersebut dikatakan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist:, “Seorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tuanya, kecuali ia dapati (orang tua) nya sebagai seorang hamba sahaya, lalu dia membelinya kemudian memerdekakannya.” (HR. Muslim: 20, kitab Al-‘Itqu, hal. 25-26) ).
Memuat Komentar ...