Mewaspadai Media Sosial Sebagai Sekolah Ke-Empat
LADUNI.ID - Hilangnya waktu berkualitas untuk beraktifitas sesuai dengan gerak dan kinestetik seusianya, anak lupa akan pentingnya interaksi sosial yang seharusnya ia lakukan, adanya kecenderungan anti sosial, menyendiri dan senang diam tanpa ada reaksi apapun terhadap kejadian sekelilingnya adalah beberapa dampak negatif dari kecanduan pada gadget. Kata mewaspadai pada judul di atas sekedar mengingatkan kita yang ditunjukkan dengan kenyataan di atas selain bahwa banyak hal yang terjadi disebabkan karena media sosial ini, media sosial sebagai jaringan di dunia maya yang bebas untuk menyampaikan pendapat, mengemukakan gagasan dan ide dan siapapun dapat mengomentarinya.
Bagi mereka yang hadir di tahun 2000-an, kecanggihan teknologi sudah mengitari mereka, berikan saja gadget maka dengan mudah mereka aplikasikan. Semakin canggihnya teknologi, semakin lihai pula mereka mengoperasikannya, dapat dipastikan generasi saat ini tidak ada yang tidak tahu WA, Growtopia dan kecanggihan lainnya. Pastinya, hidup mereka sudah tidak asing dengan teknologi ini.
Dengan kondisi lingkungan semacam ini, media sosial sudah berperan sebagai sebuah sekolah, bukankah pada sekolah terdapat materi ajar, merangsang anak untuk berfikir meskipun minim pembimbing (guru) atau justru ilmu yang diperoleh adalah otodidak.
Jika secara umum dikenal keluarga adalah sekolah pertama, lembaga pendidikan formal sebagai sekolah kedua, lingkungan sosial tempat tinggal sebagai sekolah ketiga, maka saat ini media sosial dapat ditempatkan sebagai sekolah keempat.
Memuat Komentar ...