Tahun 1930 M: Lahirnya Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA).
Laduni.ID, Jakarta - Teuku Fakeh Mahmud, Teuku Muda Dalam, dan Teuku M. Ali, yang semuanya berasal dari Pidie, merupaka tokoh-tokoh penting dalam sejarah pergerakan Islam di Aceh. Mereka adalah anggota Jam’iyat Al-Diniyah yang mendirikan Madrasah Sa’adah ‘Abadiyah di Sigli, Pidie, yang menjadi salah satu pusat pendidikan dan dakwah di wilayah tersebut. Namun, meskipun memiliki peran sentral dalam pengembangan agama dan pendidikan, para uleebalang tersebut tidak mampu menghilangkan ketidakpuasan yang berkembang di kalangan petani, yang merasa terpinggirikan oleh kebijakan dan tindakan uleebalang.
Ketidakpuasan ini menciptakan atmosfer ketegangan sosial yang memunculkan ulama sebagai tokoh alternatif dalam memimpin dan memperjuangkan hak-hak rakyat. Ketidakpuasan yang medalam terhadap peran uleebalang sebagai penguasa lokal menjadi salah satu faktor yang mendasari dukungan besar yang diterima oleh ulama dalam pergerakan pembaharuan yang dimulai pada tahun 1920 Masehi. Puncak gerakan ini tercatat pada tahun 1930 masehi, ketika ulama mendirikan Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA), sebuah wadah yang memperjuangkan perubahan sosial, politik, dan agama di Aceh.
Nazaruddin Sjamsuddin menyatakan bahwa pemberontakan yang meletus pada tahun 1953 Masehi dipicu oleh perhatian serius ulama terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi aceh pada waktu itu. Pemberontakan tersebut, yang merupakan bagian dari tradisi kesadaran sejarah dan keunikan budaya Aceh, mencerminkan sikap para pemimpin Aceh yang didasarkan pada situasi psikologis, keagamaan dan kultural mereka.
Memuat Komentar ...