Lupa dan Dilupakan Allah
LADUNI.ID - Sejarah kehidupan manusia menyiratkan pembelajaran yang penting bagi manusia berikutnya. Tapi hanya manusia yang cerdas dan dapat menangkap sinyal-sinyal i’tibar yang dapat memaknainya sehingga lebih hati-hati dan selamat perjalanan hidupnya. Bahagia dunia dan bahagia akhirat, sebagaimana doa yang sudah lazim dibaca dan didengar.
Ibrahim dan Namrudz, Musa dan Fir’aun bahkan Nabi Muhammad saw dan Abu Jahal adalah diantara dua sosok yang menjadi simbolisasi versus antara kebenaran dan kebatilan. Perseteruan ini akan terus berlanjut hingga hari kiamat, karenanya posisi kitapun akan selalu berada pada dua kondisi ini, jika tidak berada pada posisi memihak kebenaran maka kita berada pada posisi lawannya, demikian juga sebaliknya. Bahkan al-Quran menyebutnya dengan sebaik-baik makhluk dan seburuk-buruk makhluk (QS. 98: 6-7).
Khusus tentang kezaliman yang dilakukan Fir’aun dan pendukungnya yang menindas masyarakat Mesir ketika itu secara rinci disebutkan dalam al-Quran, ini menunjukkan bahwa Fir’aun sebagai simbol orang yang memegang kekuasaan, simbol orang yang selalu diperturutkan kehendaknya, simbol manusia yang diberi kondisi fisik yang selalu sehat dan bugar ternyata bisa mengantarkan seseorang, siapapun, pada pemutlakan dirinya sebagai orang yang lebih. Disebutkan, “... Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya...” (QS. 21: 35). Pada sisi ini, dapat difahami bahwa ujian tidak harus dalam bentuk kefakiran, kemiskinan, ketiadaan tetapi bahwa hidup sukses, nama tenar, kehidupan mewah, keluarga yang sehat dan pintar, status dan jabatan terhormat adalah ujian. Hanya saja, banyak kita yang tidak menyadari bahwa kelebihan yang diberikan-Nya adalah juga ujian, amanah atau khianat, tabligh atau kitman dan sebagainya.
Memuat Komentar ...