Keputusan Ceroboh
LADUNI.ID, Sorong - Hingga 'Isya tadi, sejak saya menyebar lowongan guru mengaji di Sorong sini belasan hari yang lalu, sudah ada sembilan orang yang menghubungi saya. Semuanya menuliskan--karena menghubungi saya dengan pesan via WA dan SMS , ketertarikan dan minatnya.
Ada empat yang saya balas. Sisanya saya diamkan. Mereka yang saya balas, ada yang bilang sangat siap dan tertarik, tapi tak punya kendaraan untuk menuju lokasi mengajar. Ada satu lagi yang katanya siap dan tertarik, tapi tak kunjung menemui saya setelah saya mengajaknya bertemu untuk sekedar mewawancarai ala kadarnya. Dan dua lainnya, saya tak tahu kelanjutannya karena tidak merespon lagi setelah saya kasih tahu kalau lokasi mengajarnya di Maibo.
Untuk yang lima sisanya, memang sengaja saya diamkan. Saya sengaja mendiamkan mereka karena saya merasa telah ceroboh melangkah. Maksud saya, saya telah ceroboh sudah membuat keputusan menyebar lowongan mengajar mengaji dengan akan memberi mereka sejumlah nominal uang tertentu. Apa ini karena terlalu bersemangatnya saya ingin berbuat sesuatu yang baik buat anak-anak Maibo atau karena ego saya, entahlah. Yang jelas, menurut saya saat ini, langkah saya waktu itu kurang mendasarkan pada pemikiran yang luas dan mendalam. Bukankah untuk berbuat baik pun kita harus berpikir dengan baik (luas dan mendalam)?
Karena itu, ketika selepas Isya' tadi saya melihat di HP ada SMS yang waktu saya buka isinya bertanya lagi soal lowongan itu, saya pun diamkan lagi. Genap enam orang sudah yang minat dan ketertarikannya untuk mengajar di Maibo telah saya diamkan. Tapi tiba-tiba saja keinginan saya untuk tidak mendiamkan pesan itu pun muncul. Saya balaslah akhirnya pesan itu kalau saya sedang tidak mencari guru mengaji. Dan yang lima lainnya yang sebelumnya saya diamkan pun saya balas dengan yang serupa.
Memuat Komentar ...