Banser itu Bisa Galak, Bisa Lucu!
LADUNI.ID - Banyak anggota Banser yang dalam DNA-nya mengalir genetika pengawal ulama. Artinya, jika ditelusuri, leluhur mereka ini dulunya anggota laskar Diponegoro yang berdiaspora di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jika tidak, bisa dipastikan bapak maupun simbah mereka dulu pernah nderek (menyertai) kiainya bertempur dalam perang kemerdekaan. Ada jiwa keperwiraan yang diwariskan secara turun-temurun.
Karena itu, meski Banser diolok-olok dan difitnah, sampai kapan pun tetap ada peminatnya karena memang punya suplier tetap.
Meski terkadang lebih galak dibanding tentara betulan, tapi saya lebih sering menjumpainya bertingkah laku lucu tapi loyal, suka guyon tapi ikhlas mengabdi, sering membantu acara-acara keagamaan, dan kecintaannya terhadap para ulama.
Lagi pula, saya melihat, sahabat-sahabat saya yang menuduh Banser sering membubarkan pengajian memang bukan dari kalangan penikmat pengajian ala NU. Yaitu, jenis pengajian yang dikemas kolosal, mengundang penceramah yang punya selera humor, jamaahnya duduk lesehan, dan diakhiri tengah malam. Di dalam arena pengajian inilah Banser menjadi bintangnya. Bertanggung jawab atas keamanan, kondisivitas massa, hingga bagian penyalur logistik. Sifatnya kerja bakti, mengabdi, tanpa bayaran. Bahkan, sering ikut iuran dan tekor.
Jangan heran jika banyak kisah Banser yang unik, aneh-aneh, bahkan mengundang tawa.
Misalnya, ketika warga Nahdliyyin hadir membludak dalam acara Istighosah Akbar II, 31 Mei 1998, kaum Muslimat NU tak mau ketinggalan. Mereka datang berombongan.
Memuat Komentar ...