Profil
Pondok Pesantren Al Furqon Sanden dirintis oleh (alm) kyai Aziz Umar muda pada tahun 1974, beberapa waktu setelah beliau menyunting putri Bapak Abdul Manab dan (almh) Ibu Suratinah yang bernama Rustinah. Ketika itu beliau berusia 27 tahun. Karena Rustinah adalah putri tunggal, maka K. Aziz Umar memilih untuk tinggal bersama dengan istri dan mertuanya. Namun ternyata bahwa istrinya adalah putri tunggal bukanlah satu-satunya alasan K. Aziz memilih tinggal di dusun Bongoskenti.
Pada masa awal perintisan ini, yang mengaji Al Qur`an pada beliau masih sebatas istri, mertua dan beberapa tetangga dekat yang sebelumnya memang sudah mengikuti pengajian setiap malam kamis yang diasuh oleh Ibu Suratinah (ibu mertua Kyai Aziz).
Tahun berikutnya (1975), ketika santri yang mengaji Al Qur`an semakin bertambah, Kyai Aziz bersama-sama dengan tokoh dan masyarakat setempat mendirikan langgar sebagai pusat kegiatan ibadah maupun untuk menunjang kegiatan pendidikan agama yang dilaksanakan. Pada tahun 1975 ini diselenggarakan khotaman Al Qur`an yang pertama kali sekaligus menandai berdirinya Pondok Pesantren Al Furqon Sanden. Sejak tahun 1975 ini khotaman Al Qur`an selalu diselenggarakan setiap tahunnya.
Seiring perkembangan Pondok Pesantren Al Furqon secara kelembagaan dimulai pada tahun 1980 ketika Kyai Aziz Umar bersama dengan 7 orang tokoh masyarakat, yakni KH. Ali Hamzah, Abdul Manab, Budi Prabowo, Hadi Sumarto (kemakmuran Desa Murtigading), Budyo Sutadi, Anshori Suyuti dan H. Muhammad Robikan mendirikan yayasan penyantunan anak yatim. Kedelapan pendiri ini setiap bulannya mengumpulkan uang masing-masing Rp. 1000,00 (seribu rupiah) untuk menyantuni anak-anak kurang mampu di sekitar pondok pesantren dan masyarakat Sanden pada umumnya.
Memuat Komentar ...