Mengulik Asal-usul Shalawat "Mlipir" (Shalawat Asyghil)

 
Mengulik Asal-usul Shalawat
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Salah satu shalawat yang sangat populer diamalkan oleh umat Islam, khususnya di Indonesia adalah Shalawat Asyghil. Biasanya ada yang menyebutnya juga dengan istilah Shalawat “Mlipir”. Teks redaksinya adalah sebagaimana berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَشْغِلِ الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِيْنَ وَعَلَي الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

“Duh Gusti, limpahkan rahmat atas Baginda Muhammad, dan sibukkan orang-orang zalim dengan orang-orang zalim, dan keluarkan kami dari kungkungan mereka sebagai orang-orang yang selamat. Serta limpahkan pula rahmat atas keluarga dan sahabat beliau semua."

Shalawat ini sempat “ngetren” di era Orde Baru, khususnya di Jakarta. Dipopulerkan oleh radio milik Yayasan Pesantren As-Syafi'iyyah yang diasuh ulama besar Betawi, Almarhum KH. Abdullah Syafi'i (w. 1406 H). Kalangan ikhwan-akhwat tentu familiar dengan shalawat ini, karena pernah jadi intro lagu salah satu grup nasyid beken lawas. Ada yang menyebutnya “Shalawat Zalimin”, “Shalawat Salimin”, atau “Shalawat Asyghil”. Dulu saya memakai istilah 'Shalawat Sibuk', namun kayaknya lebih pas kusebut 'Shalawat Mlipir', alasannya ada di paragraf akhir.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN