Lesbumi NU: Udeng = Warisan Budaya
LADUNI, ID. DEPOK - Udeng atau ikat kepala merupakan tradisi dan budaya bangsa Indonesia sejak dulu sebelum para pemimpin memakai peci. Di tengah arus pengaruh global, pemakaian udeng tetap ada sampai saat ini pada acara-acara tertentu dan orang tua yang mengenakannya. "Kita ingin udeng ini tetap lestari sebagai khazanah warisan budaya menjadi bagian dari identitas bangsa," ujar Ketua Lembaga Seni dan Budaya Muslim (Lesbumi) NU Kota Depok Romo Doni usai acara Ngaji Budaya, Rumah Batu, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas.
Dikatakannya, dalam sejarah dari Jawa, Betawi dan melayu dimana masyarakat juga mengenakannya. "Mungkin orang banyak yang mengenalnya dari jawa, padahal di Jawa Barat dan Betawi juga ada yang memakai," ungkapnya
Menurutnya, dalam tradisi Betawi masih dijumpai penggunaan udeng pada saat pertunjukan Lenong. Ia mengungkapkan, di Betawi udeng yang biasa dikenanakan oleh Centeng atau Jawara. "Kita pernah melalui semua irisan sejarah dan tidak kita dilupakan begitu saja. Kalau kita gali dan perkuat menjadi identitas diri. Banyak dijumpai foto pada zaman Belanda bahwa masyarakat Betawi juga mengenakan udeng. Pudarnya tradisi memakai udeng ditandai dengan para pemimpin pergerakan Nasional mengenakan Peci ," tandasnya.
Ia menambahkan, saat ini pada generasi muda kurang mengenal pemakaian udeng. Apalagi, lanjutnya, dalam pemakaiannya juga menggunakan teknik tertentu agar lebih indah hasilnya. "Kalau untuk generasi muda saat ini, kita sadari masih kurang familiar. Untuk itu, tinggal bagaimana kemauannya dalam melestarikannya sebagai identitas diri," paparnya.
Memuat Komentar ...