Reaktualisasi Nilai Maulid dalam Mengibarkan Panji Aswaja

 
Reaktualisasi Nilai Maulid dalam Mengibarkan Panji Aswaja

LADUNI. ID,  ULAMA-Tidak dilarang merayakan maulid nabi dengan acara yang meriah tetapi ajaran yang diteladankan oleh Nabi Muhammad Saw jangan sampai tidak membekas di hati. 

Masyarakat Islam nusantara setiap tahunnya selalu memperingati maulid jangan sampai menimbulkan ekses pelanggaran syariat dan  terkadang melalaikan dalam meneladani akhlak rasulullah Saw dengan terlalu sibuk merayakannya secara seremonial.

Bukankah yang paling esensial itu adalah di samping memperingati dan juga kemudian meneladani kepribadian Nabi Muhammad Saw sehingga beliau senang melihat umat-Nya?

 Namun biarpun demikian bukan dengan alasan tidak mampu meneladani secara esensial dan totalitas maulid nabi Saw sehingga meninggalkan seluruhnya.

Ini sesuai mana di ungakapkan Imam Ghazali dalam kitabnya “Bidayatul Hidayahh”  dalam sebuah qaidah   “ Ma la Yudraku Kulluhu laa Yutraku kulluhu’ (Apa-apa yang tidak bisa dilakukan semuanya, jangan ditinggalkan semuanya)

Semoga dengan perayaan maulid nabi Muhammad Saw kita gandengkan nilai serominial yang telah lama kita lakoni dan praktekkan dalam masyarkat.

Salah satunya dengan kita meneladani akhalukul karimah beliau sehingga esensi dari peringatan maulid nabi akan semakin bermakna.

Mari kita perkuat ukhuwah islamiah dan toleransi sesama dengan tidak saling menghujat dan memvonis dengan lavel yang tidak layak dan pantas ketika berbeda persepsi demi mengokohkan bendera ahli sunnah waljamaah (aswaja). Semoga

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN