Istinjak dan Namimah
LADUNI.ID - Istinjak dalam terminologi fikih ialah membersihkan diri dari kotoran setelah buang air kecil atau buang air besar. dengan menggunakan air atau batu atau benda-benda lainnya yang bisa menyerap dan membersihkan. Istinjak biasa juga disebut istithabah, yakni menjadikan sesuatu itu baik, karena dengan menghilangkan kotoran jiwa menjadi baik dan tenang.
Setelah buang air kecil atau buang air besar, lalu tidak beristinjak, maka pada hakekatnya seseorang itu berada dalam kondisi kotor, bernajis, maka ini yang kemudian menjadi penghalang antara dirinya dengan Allah Yang Maha Suci. Itulah sebabnya para ulama menjelaskan bahwa beristinjak hukumnya wajib, sebab dengan cara istinjak akan memperlancar hubungan dan komunikasi dengan Allah. Bahkan dalam perspektif fikih sebagai syarat diterimanya ibadah.
Adapun namimah adalah provokator, memprovokasi orang lain sehingga antara satu dengan lainnya satu dengan lainnya saling berprasangka buruk, saling mencurigai, saling membenci dan bermusuhan, pengadu domba dan perusak hubungan sosial kemanusiaan.
Mengabaikan istinjak berarti membiarkan diri dalam kubangan kotoran najis secara fisik. Yang akan menjadi penghalang dan perusak hubungan spiritual dengan Allah. Sedangkan Namimah adalah sifat kotoran dan penyakit hati, yang menjadi penghalang hubungan silaturrahmi kemanusiaan. Sifat namimah ini merusak hubungan persaudaraan sosial dan kemanusiaan.
Akibat buruk dari keduanya dijelaskan oleh Rasulullah SAW. sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Katanya, Nabi Muhammad SAW. melewati dua kuburan di balik tembok, lalu Beliau mendengar suara dahsyat. Beliau langsung tahu bahwa keduanya dalam kuburnya sedang disiksa. Para sahabat bertanya, apa yang menyebabkan mereka disiksa dalam kuburnya?
Memuat Komentar ...