Sejarah Nasi Kebuli, Asal Hadramautkah?

 
Sejarah Nasi Kebuli, Asal Hadramautkah?
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta Habib Ali Al-Habsyi, yang wafat pada tahun 1968 pada usia 102 tahun, telah menyelenggarakan acara Maulid Nabi di Kwitang selama 51 tahun tanpa henti.

Putranya, Habib Muhammad, melanjutkan tradisi ini dan telah mengadakan acara Maulid Nabi sebanyak 26 kali. Tahun ini, untuk yang ke-15 kalinya, acara Maulid Nabi di Kwitang dipimpin oleh Habib Abdurahman, cucu Habib Ali.

Sejak puluhan tahun lalu, hidangan Maulid Nabi di Kwitang selalu konsisten: nasi kebuli. Tradisi ini sudah berlangsung lama, bahkan jauh sebelum itu, hidangan Maulid Nabi serta hidangan dalam acara perkawinan dan pernikahan di kalangan masyarakat keturunan Arab juga selalu menyajikan nasi kebuli.

Tetapi, apakah benar nasi kebuli berasal dari Hadramaut? Tempat hampir segenap warga keturunan Arab di Indonesia, Malaysia dan Singapura, berasal. Mengingat makanan pokok masyarakat Arab sendiri, baik di Hadramaut maupun negara Arab lainnya, adalah roti dan gandum.

Menurut ceritanya, pada awal kedatangan mereka dari Hadramaut, banyak dari mereka lebih dulu mampir dan bahkan tinggal bertahun-tahun di Gujarat, India.

Pada masa itu, baik Timur Tengah maupun India berada di bawah jajahan Inggris, sementara Indonesia berada di bawah kekuasaan Belanda. Hal ini membuat perjalanan mereka lebih mudah tanpa menghadapi masalah paspor.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN