Santri Goes To Papua: Mengapa Anak Suku Kokoda Papua Sulit Memakai Sandal?

 
Santri Goes To Papua: Mengapa Anak Suku Kokoda Papua Sulit Memakai Sandal?

LADUNI.ID, Sorong -  Diantara keprihatinan saya selama di Kurwato hingga saat ini adalah bahwa masyarakat suku Kokoda di sini kurang memperhatikan soal kesucian. Baik orang tua maupun anak-anak jarang yang memakai sandal. Kemana-mana mereka bertelanjang kaki tanpa alas kaki. Baik siang maupun malam. Kalaupun ada yang mamakai sandal, bisa dihitung jari.

Di awal-awal saya di Kurwato, pernah saya meminta anak-anak untuk mengukur kakinya dengan cara "ngeblek" kakinya pada sebuah kertas. Waktu itu ada beberapa anak yang bertanya, untuk apa saya meminta hal itu. Saya pun mengungkapkan kalau saya ingin membelikan mereka sandal.

Alih-alih senang, di luar dugaan saya, mereka malah bilang tidak usah. Percuma dibelikan. Sebab, paling sehari-dua hari pasti hilang. Bisa jadi karena candaan temannya yang main menyembunyikan, bisa jadi lantaran keteledoran mereka sendiri. Dua alasan inilah yang mereka jelaskan pada saya.

Walhasil, hingga hari ini, nyaris seluruh anak-anak tak pernah memakai sandal. Ketika akan masuk madrasah, saya minta mereka untuk mencuci kaki. Begitu pula ketika hendak masuk masjid. Kendati demikian, tetap ada beberapa anak yang "ndablek", belum mencuci kaki tapi bilang sudah mencuci. Maklum, namanya juga anak-anak. Tapi mungkin juga "kendablekan" itu lantaran mereka terlalu bosan mengantri yang terlalu lama menunggu giliran mamakai sandal saya yang digunakan bergantian satu per satu untuk mencuci kaki.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN