Keluarga, Harta, dan Amal Ibadah
LADUNI.ID, Jakarta - Di antara hadis yang menjadi pengingat kita tentang alam barzakh adalah hadits berikut ini:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
Ada tiga hal yang mengikuti mayat (ke pemakamannya). Dua hal akan kembali dan satu akan tetap bersamanya di alam kuburnya, yaitu mayat itu diikuti oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka keluarga dan hartanya akan kembali pulang sementara amalnya akan tetap menemaninya”. (HR. Bukhari dari Anas bin Malik).
Pembahasan hadis ini masih bagian dari bab Keutamaan Zuhud dan Anjuran Hidup Sederhana. Hal ini penting sebagai penyeimbang dan bisa menjadi rem pengendali diri dalam menyikapi perkembangan kehidupan dunia saat ini yang cenderung materialisme dan hedonisme, lupa akan tujuan akhir pada kehidupan akhirat yang sesungguhnya.
Hadis ini memperlihatkan perbandingan kedudukan antara keluarga, harta benda, dan amal ibadah. Ternyata yang sangat bermanfaat dan diperlukan hakekatnya untuk keselamatan dunia dan akhirat semenjak dalam alam kubur adalah amal ibadah itu sendiri. Terbukti, keluarga seperti istri, anak, cucu, atau orang tua dan lainnya, serta harta berupa fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam prosesi pemakaman, semuanya akan kembali ke rumah dan akan sibuk dengan diri dan dunianya masing-masing, bahkan sibuk dengan urusan harta warisan. Mereka tidak mampu memberi pertolongan banyak kepada orang yang sudah meninggal. Hanya dengan modal amal ibadah itulah yang diharapkan sesungguhnya, karena inilah yang menemani setiap orang dalam kuburnya. Ketika amal ibadahnya bagus dan banyak, maka inilah yang kemudian dirasakan menjadi nikmat kubur. Sebaliknya, ketika yang bersangkutan tidak punya atau kurang modal amal ibadahnya, hanya dosa yang banyak pada dirinya, maka inilah yang kemudian menyiksa dirinya dan disebut sebagai adzab kubur.
Memuat Komentar ...