Rais Aam Kupas Ahlussunnah Wal Jama'ah An Nahdliyah di Hadapan Ribuan Nahdliyin Bali

 
Rais Aam Kupas Ahlussunnah Wal Jama'ah An Nahdliyah di Hadapan Ribuan Nahdliyin Bali

LADUNI.ID

"NU disebut Jam’iyah Diniyah Ijtima’iyah, Jam’iyahnya Ahlussunnah wal Jama’ah an Nahdliyah, Diniyahnya adalah amar ma’ruf nahi munkar, dan ijtima’iyahnya mabadi’ khairul ummah",  tutur Rais ‘Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar di Denpasar, Bali (9/12/2018).

Kemudian beliau melanjutkan bahwa jam’iyah NU penafsirannya adalah Ahlussunnah wal Jama’ah apabila dibuka di internet dengan menulis kata ahlussnunah wal jama’'ah maka yang muncul adalah versi ahlussunnah waljama'ah yang lain.

NU sebagai organisasi yang reaktif dan dilahirkan akibat adanya kongkalikong antara kekuasaan dan tokoh agama yang memberangus ulama ahlussunnah wal jama’ah. "Pada tahun 1914 kota Mekkah ditundukan dan dihabisi oleh kekuatan persengkokolan penguasa dan tokoh saat itu yang berpaham wahabi, dilanjutkan pada tahun 1915 di Kota Madinah. Sejak itu Mekkah dan Madinah dikuasai penuh oleh kelompok yang berpaham Wahabi untuk menghabisi situs-situs ahlussunah wal jama’ah", terang Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya tersebut.

Maka Kyai Wahab Chasbullah pada tahun itu kemudian membentuk komite Hijaz yang saat itu transportasi menuju Saudi Arabia sangat sulit serta membutuhkan waktu berbulan-bulan perjalanan. Beliau pula Kyai yang pertama kali membawa NU ke pulau Bali.

"Kelompok Wahabi inilah yang penguasanya suka membid’ah-biad’ahkan, mensyirikkan ziarah kubur, dan amaliyah-amaliyah yang kita lakukan serta menganggap bahwa bid’ah hanya satu dengan istilah bid’ah dhalalah". Lanjut Kyai Miftach

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN