Kisah Ustadz Mudzakir, Guru Ngaji Jokowi

 
Kisah Ustadz Mudzakir, Guru Ngaji Jokowi

LADUNI.ID, Jakarta - Mudzakir muda kala itu baru saja lulus dari Ma’had Aly dan Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur. Mudzakir masih berstatus pengangguran.

Hanya berbekal niat menjemput rezeki Allah, saat itu ia mantap meninggalkan kampung halamannya di Mantingan, Ngawi, Jawa Timur, menuju Solo, Jawa Tengah.

Awalnya, kegiatan Mudzakir di wilayah Solo Raya hanya melatih silat Pagar Nusa di halaman Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karanganyar.

"Setelah lulus dari Situbondo tahun 1999, saya aktif di Gerakan Pemuda Ansor dan Pagar Nusa Mantingan, Ngawi, kurang lebih satu setengah tahun. Akhir tahun 2000 saya dan beberapa sahabat Pagar Nusa Mantingan diminta melatih silat di Karanganyar," kata Mudzakir (42 tahun) saat ditemui di rumahnya yang sederhana di Kompleks Graha Harmoni, Bulakrejo, Kabupaten Sukoharjo, baru-baru ini.

Sampai suatu hari mata Mudzakir melihat iklan lowongan guru mengaji di koran Solopos, Solo. Tanpa pikir panjang, Mudzakir pun melamar. Usai melalui ujian seleksi di Masjid Perumahan Fajar Indah, Solo, akhirnya Mudzakir diterima sebagai guru mengaji privat di Lembaga Pendidikan Al Quran (LPA) Budi Cendekia, Mojosongo, Solo, pimpinan Rahmat.

Menurut Mudzakir, mereka yang menjadi peserta kursus privat mengaji rata-rata bapak-bapak yang sudah tua. Malah sebagian di antaranya sudah pensiun dari pekerjaan dan ingin mendalami agama. Hanya sedikit saja di antara peserta kursus yang masih muda.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN