Antara Universalisme Islam dan Lokaliitas

 
Antara Universalisme Islam dan Lokaliitas

LADUNI.ID - Islam Universal, itulah istilah ilmiah yang digunakan para ahli untuk menggambarkan betapa lengkap dan sempurnya pesan-pesan yang dibawa dalam Islam. Dengan kata lain, Islam dipercayai sebagai sumber ajaran yang bisa & cocok diterapkan secara universal. Dengan inilah kita percaya dengan kesempurnaan Islam sebagai "ajaran agama".

Hari ini konsep universalitas Islam mulai "digugat", bukan saja dari kelompok eksternal, tapi juga internal umat Islam. Islam yang tadinya dipercayai memiliki ajaran Universal (ashlah fi kulli makan wa zaman) dianggap sebagai tidak mesti responsif dengan karakteristik lokal (aspek lokalitas). Dengan memahami universalitas Islam sebagai Islam hanya satu, tidak ada Islam lokal (Islam Arab, apalagi Islam Nusantara). Begitu lah alibinya. 

Islam hanya satu, kita sepakat. Tapi yang mana Islam satu itu? Yang pasti bukan Islam Arab atau Islam Nusantara kan? Terus, yang mana?  Alalagi yang tidak bersifat lokalitas.

Kembali ke Al-Qur'an? Al-Qur'an sendiri sejak dari proses pewahyuannya justru sangat memperhatikan aspek lokalitas.
Buktinya adalah kemunculan ayat-ayat makkiyah dan ayat-ayat madaniyah. Ayat makkiyah yang dicirikan dengan pesan-pesan kemanusiaan, dengan panggilan ya ayyuhannas, ayatnya pendek-pendek. Sementara ayat Madaniyah ditandai dengan pesan-pesan keimanan, dengan panggilan ya ayyuhalladzina amanu, ayatnya panjang-panjang. Bukankah itu semua bentuk lokalitas (ada banyak penjelasan lagi yang bisa kita urai dari sini).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN