Azab Besar yang Tak Tampak
LADUNI.ID - Setiap hari kita jalani kehidupan ini dengan penuh gembita, gembira dan bahkan tak pernah merasa kita berselimut azab. Seakan-akan bunga selalu mekar, semerbak harumnya merasuk nusuk kesanubari, indah sekali.
Suatu hari seorang kyai ditanya oleh santrinya,"Kyai, berapa banyak kita berbuat dosa, dusta, dan maksiat, tetapi mengapa Tuhan tidak mengazab kita?".
Kyai menjawab,"Nak, berapa banyak Allah mengazab kita, tetapi kita tidak mengetahui dan tidak sadar azabnya".
Santri tadi terkaget-kaget, "Azab apa?", Kehidupan yang berjalan indah, azab hanya ada pada masa para nabi terdahulu. Sekarang, kalau ada azab hanya di daerah-daerah tertentu yang orang-orangnya berprilaku tidak waras. Mereka yang ditimpa azab, mereka yang tidak mendirikan shalat, tidak menunaikan zakat, dan dosa-dosa lainnya.
Kyai menjawab dengan tenangnya, "Nak, azab yang tersembunyi dan tidak kamu sadari, itu lebih besar dari apa yang kau rasakan".
Santri semakin bingung, "Masak ada azab yang tidak dirasakan, azabnya pun besar, pasti kyai ngarang", sambil menggerutu.
"Nak, tidakkah hari-hari kita, selalu kita lalui dengan hati kering, gersang, tak ada kenikmatan dalam beribadah, berdoa pun sama Allah hanya sebatas mengisi kekosongan, tak ada yang diminta, namun hanya rutinitas doa belaka" Apakah itu bukan azab?
"Nak, kita lalui detik, menit, jam dalam hari hari kita, tapi kita enggan membuka lembaran lembaran Ayat Allah, gunung pun akan tunduk terpecah belah jika al Quran diletakkan di atasnya, ("Kalau sekiranya kami menurunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah, disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia, supaya mereka berpikir.") (QS.59:21). Apakah hati kita lebih keras dari pada batu gunung, dan lebih karat dari cadas gunung, sehingga enggan memegang al Quran apalagi membacanya?. Apakah ini bukan azab yang sesungguhnya?
Memuat Komentar ...