Mahar Pertama dalam Islam dan Amalan untuk Jomblo
LADUNI. KOLOM-Salah satu tujuan pernikahan tidak hanya untuk meneruskan keturunan keluarga. Tetapi juga memuliakan seorang wanita. Di dalam pernikahan, wanita mendapatkan mahar sejumlah yang ia inginkan agar ia rela dan ikhlas menjalani biduk rumah tangga bersama sang suami.
Di zaman Rasulullah SAW sendiri, beliau selalu mempertanyakan mahar apa yang akan diberikan seorang mempelai pria kepada sang pengantin wanita. Mahar ini berupa sesuatu yang bernilai transaksi jual beli ataupun tidak.
Misalnya saja uang, emas, hewan ternak atau baju besi perang. Akan tetapi, dalam beberapa peristiwa, pernah ada seorang umat yang menikah dengan mahar hafalan ayat Al-Quran. Mahar tidak selalu uang, yang penting sang mempelai wanita merasa ikhlas dan ridha dinikahi dengan mas kawin tersebut.
Sejarah Mahar Pertama dalam Islam
Dalam kitab Hasyiyah Al-Bajuri ‘Ala Ibni Qasim, termuat cerita menarik ketika mahar atau maskawin ada dalam pernikahan pertama sepanjang sejarah manusia.
Sejak pertama kali nabi Adam as. melihat sosok ibu Hawa, Allah swt. telah meniupkan angin cinta di hati bapak-moyang manusia itu. Dia pun merasa tertarik kepada ibu Hawa.
“Ya Allah, kawinkanlah aku dengannnya!” pinta nabi Adam as. kepada Allah.
“Bayarlah dulu maskawinnya.” kata Allah.
“Apa maskawinnya?”
“Membaca shalawat untuk nabi Muhammad sebanyak seratus kali dalam satu napas.”
Memuat Komentar ...