Kisah Nyai Rodliyah Ploso
LADUNI.ID, Jakarta - "Nyapo libur” (kenapa libur-red)? tanya Nyai Rodliyah Djazuli kepada seorang ustad Ploso
“Mboten kepenak awak ipun (tidak enak badannya-red),” jawab ustad tersebut.
“Tak gawekno jamu, ben waras (saya buatkan jamu biar sehat-red)”. Dawuh Mbah Nyai Rodliyyah sambil berlalu untuk mengolah ramuan jawa.
Setelah minum jamu buatan Mbah Nyai, sang ustad-pun merasa sungkan dan malu. Hingga beranjak menunaikan tugas mengajar di madrasah pondok Al-Falah.
Banyak orang berkata, di balik kesuksesan seorang laki-laki, pasti di belakangnya ada sosok perempuan tangguh.
Tangguh itu bisa ditafsiri dengan sifat telaten, sabar, tegas, menaati perintah suami, mendoakan keluarga, sebagai contoh bagi anak-anaknya, dan lain-lain.
Tafsir ketangguhan istri seperti itu, semuanya dimiliki oleh Al-Mghfur Laha Mbah Nyai Rodliyyah Djazuli.
Ummi ma’hadil falah.
Harus diakui bahwa kesuksesan Mbah Djazuli dalam membangun Al-Falah salah satunya karena jasa besar istri tercintanya, yang telaten, tegas, dan penuh keikhlasan.
Ketika Yai Djazuli menjadi imam sholat subuh misalnya, Mbah Nyai dengan telatennya keluar rumah untuk mengontrol para santri yang punya gelagat tidak mau berjam’ah atau bahkan mbangkong-. Dan itu dilakukan oleh Mbah Nyai setiap hari.
Jika wanita dalam pikiran kita hanya bisa masak, mapan, dan macak. Itu salah besar. Peran wanita sangat diperlukan, baik di garis belakang atau pun garis depan. Seperti Mbah Nyai Rodliyyah yang sigap di urusan rumah tangga (masak, mengurus anak dan suami) dan sigap mengurusi pondok. Mulai dari oprak-oprak santri, memenejemen keuangan pondok, hingga meriyadlohi (nirakati) santri hingga bisa menjadi insan yang mulia di sisi Allah. Bahkan Mbah Nyai Rodliyyah dengan suara halus matur kepada Mbah Djazuli,
Memuat Komentar ...